Selasa, 27 Desember 2011

Ringkasanku, KH. Hasan Abdullah Sahal (02-02-2011)

*Ayyuhan naasu, inna lakum ma'aalima fantahuu ilaa ma'aalimikum.
(Wahai manusia, sesungguhnya bagi kalian "ma'aalim", maka sempurnakanlah "ma'aalim" kalian).
→ma'aalim: rambu-rambu, ciri, tanda, spesifikasi. Perempuan memakai jilbab itu rambu-rambunya (ma'aalimusy syarii'ah)

*Wa inna lakum nihaayatan fantahuu ilaa nihaayatikum.
(Dan bagi kalian suatu tujuan, maka sempurnakanlah tujuan kalian).

*Fainnal 'abda baina makhaafataini; baina 'aajilin qad madha laa yadrii mallahu shaani'un bihi.
(Karena sungguh seorang hamba itu di antara 2hal; antara masa lalu yg telah berlalu yg ia tak tahu apa yang Allah perbuat terhadapnya).
→apakah semua perbuatan kyai itu bisa dijamin... Apakah mengajar itu sudah pasti diterima...

*Wa baina aajilin qad baqiya laa yadrii mallahu qaadhin bihi.
(Dan antara masa akan datang yg akan datang yg ia tak tahu apa yg Allah tetapkan terhadapnya).

*Falya'khudzil 'abdu min nafsihi linafsihi.
(Maka hendaklah seorang hamba mengambil -segala yg ada, manfaat- dari dirinya untuk dirinya).
→mengambil manfaat dari dirinya untuk dirinya secara menyeluruh tanpa mengurangi jatah.

*Wa min dunyaahu li aakhiratihi.
(Dan dari dunianya untuk akhiratnya).
→manfaat dunia bukan untuk dunia saja tapi juga untuk akhirat.

*Wa minasy syabiibati qablal kibari.
(Dan dari masa muda sebelum tua).
→Mungkin orang berfikir, nanti setelah menikah akan banyak waktu untuk berbuat, tidak perlu mencuci, menyeterika, karena adanya istri. Padahal berdasarkan pengalaman, setelah menikah itu justru TERNAK TERI, nganter anak nganter istri. Akan lebih disibukkan oleh keluarga.

*Wa minal hayaati qablal mamaati.
(Dan dari hidupnya sebelum matinya).

*Fawalladzii nafsu muhammadin biyadihi, maa ba'dal mauti min musta'tabin.
(Dan demi yg diri Muhammad di tanganNya-Allah-, tiadalah setelah kematian itu suatu "musta'tab").
→musta'tab: bukan dari "ta'iba" tapi dari "'atiba"; meminta ridho, kasih sayang, yastardhou.

*Wa laa ba'dad dunyaa min daarin illal jannatu wan naaru.
(Dan tiadalah setelah dunia itu suatu persinggahan kecuali surga dan neraka).

Kurang lebih seperti itu.

'ala syarhi KH Hasan Abdullah Sahal

...afitwo...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar