Selasa, 31 Januari 2012

Summary 31-1-2011

Dr. KH. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A

Yang membuat dinamika ini berjalan apa?
Kesadaran pelakunya.

Cinta Allah kepada kita adalah sejauh peran dan fungsi yang kita lakukan.

Kalau saya berbuat untuk pondok dengan sungguh-sungguh, maka pondok akan meningkat, dan saya juga meningkat, Allah meningkatkan.

Jadi pemimpin jangan hanya supaya disenangi.

Dasar gerakan:
1. Agama
2. Kemanusiaan
3. Kebangsaan

Orang yang paling banyak mengambil inisiatif, dia yang berjaya.

Banyak inisiatif→banyak kerja→terampil.

Ambil inisiatif jangan takut salah.

Takut salah→salah

Wawasan→keilmuan, pengalaman.

Maju bukan berarti tanpa kekurangan.

Perlu integritas yang tinggi terhadap pimpinan, nilai, sistem, jiwa dan filsafat, menyatu dengan sunnah pondok.
Tanpa ini akan rugi dan merugikan, kecewa dan mengecewakan.

Orang tidak dinaikkan kelas tanpa ujian. Kelas akademis, kelas kesabasan, kelas...

Dengan ujian melatih ketrampilan, dengan ujian melatih kebersamaan, melatih kerja keras, berfikir keras, berwirid dzikir keras, melatih keberanian, berani dengan perhitungan.

Sebesar kalian mengeluarkan kemampuan puncak, sebesar itu pula keberuntungan.

Yang biasa mengeluarkan kemampuan puncak, akan mengeluarkan kemampuan puncak di sini dan yang lainnya.

Menguji itu ujian. Ujian menguji, ujian memimpin, ujian kebersamaan, ujian...

Kalau menyontek itu sebagian besar dan dewasa, maka dewasa itu dewasa menyontek.

1977- dari mesir, saya pulang dengan sebaik-baik perpulangan. Nekat! Saya pulang ke pondok. Berbuat. Meski jadi tukang sapu sekalipun.

Akan kita warisi nilai dan sistem (Trimurti).

Jangan sampai mengabdi, meminta bantuan kepada jin. Sembahyang tidak karukaruan, malas sembahyang, ...

Kebaikan akan kalah hanya karena bukan karena Allah, tapi sakit hati kepada setan.

Hasil pendidikan:
1. Tidak terlihat: ilmu, karakter, mental, etika, seni, ... → tsaqafah.
2. Berwujud: mobil, gedung, dll → madaniyyah.

Tsaqafah + madaniyyah = hadharah (peradaban).

Kita mengukur etika pakai dhamiir.

Kampung tapi tidak kampungan.

Kholif tu'raf.

Etika silaturrahim→ itu bukan rumah teman kamu, tapi orang tua temanmu.

Bertamu secara etika, 3 hari, 3 malam.

Kekurangan pondok: masih ada yang melanggar, fasilitas yang rusak, mekanisme kerja yang kurang pas, gesekan-gesekan.

Apa kamu malu dikatakan santri!!
Beda antara tawadhu' dan minder. Maka kita besarkan hatinya.
Pede gede lebih baik daripada bisanya ngomong saja, menilai saja.

Sederhana → wajar → sesuai kebutuhan.

Akomodasi→ tempat tinggal, menginap.
Perjalanan→transportasi.



KH. Hasan Abdullah Sahal

Dunia ini tempat beramal dan berbuat, bukan tempat pahala dan balasan.

Santri itu mahal, tapi inqalabatil ma'aayiir, maqaayiis.

Zaman dulu tidak ada orang laki-laki duduk, perempuan berdiri di angkutan.

Tauhid diuji. Syahadat jangan sampai batal. Percaya dukun, hipnotis, setan, tuyul, batal syahadatmu.

Kalah dengan jin adalah kalah dengan dirinya sendiri.

Misi bukan hanya tafaqquh fiddin, tapi mundzirul qaum.

Mengerjakan sesuatu yang tidak ada gunanya sama dengan nganggur.