Selasa, 27 Desember 2011

Mensyukuri Proses

Ada yg mengatakan, "segala sesuatu, yg indah adalah prosesnya". Ada pula yg mengungkapkan, "kejadian pahit hari ini adalah kenangan manis esok". Sungguh luar biasa yang dinamakan 'proses' ini. Betapa tidak, yg pahit saat ini saja esok menjadi manis... Apalagi yg manis saat ini (di proses)??

Terkadang kita dungu untuk mensyukuri proses yg ada. Proses yg begitu menyakitkan kita keluhkan. Proses yg penuh masalah, kita tidak menyadari bahwa besarnya masalah tergantung pada penyikapan kita, bukan pada bentuknya. Kita terdesak untuk berhenti. "In shobartum 'alal asyaqqi qaliilan istamta'tum bil arfahil aladzdzi thawiilan" (jika kamu bersabar sedikit akan kesusahan, kamu menikmati nikmatnya kenikmatan dalam waktu lama). ―kira-kira seperti itu bila di-Indonesia-kan―

Sebenarnya untuk beruntung, kita cukup rugi sedikit saja. Kita terlalu terburu-buru untuk berhenti. Dan ebih -benarnya- lagi, kita tidak akan pernah rugi.

Setelah proses ada hasil. Dari awal Tuhan tahu, tapi Ia menunggu. Kecewa akan hasil hanyalah untuk evaluasi, bukan untuk berhenti. Tuhan tetap akan melihat proses meskipun Ia memberi hasil. Kadang ada halangan, maka seharusnya kita lebih sadar. Saat kita sakit mata selama 3hari, maka apakah kesehatan mata, kemampuan kita menikmati keindahan dg mata yg selama 20 th (umur kita) sepenuhnya telah kita syukuri?

Bersyukur akan hasil adalah kewajiban. Yg sering kita lupakan adalah mensyukuri proses. Ibarat pemain bola yg mensyukuri bola masuk ke gawang saja... Tanpa mensyukuri adanya wasit yg bijak, umpan yang dapat sampai, pemain musuh yg terkecoh, adanya kekuatan untuk menendang, tidak adanya kecelakaan saat berangkat ke lapangan, dll. "Wa in ta'udduu ni'matallaahi laa tuhshuuhaa." An Nahl:18, Ibrahim:34. (Apabila kamu sekalian menghitung ni'mat Allah, niscaya kalian tidak tidak dapat menghinggakannya (sampai jumlahnya). Subhaanallaah...

Padahal bisa saja wasit yg tidak bijak mencari alasan untuk menjadikan itu bukan goal, bisa juga musuh tidak terkecoh. Dan kalau seperti itu, maka apakah akan terjadi suatu goal? Atau mungkin terjadi kecelakaan di perjalanan pemain ketika berangkat. Bila terjadi, apa masih bisa bermain bola? Kalau tidak bisa, apakah akan ada goal? Bukankah Tuhan itu Maha Berkehendak, bisa berkehendak apapun? 'Innamaa amruhu idzaa araada syaian an yaquula lahu kun fayakuunu' (sesungguhnya perintahNya jika Ia menghendaki sesuatu hanya berkata padanya, "Jadilah!" maka terjadilah ia -Yaa'siin:82-). Tapi betapa Rahmaan dan Rahiim nya Tuhan yang Maha Satu ini. Pemurah: melipatgandakan pahala, memberi yg tak diminta, menundukkan alam semesta untuk kepentingan manusia, dll tak terhingga. Allah tak hanya memberikan mata, tapi juga memberi cahaya, kelopak, bulu mata, dll. Apa guna mata tanpa itu semua.

Jadi, proses itu indah. Idealnya, satu musibah mengingatkan kita akan sejuta nikmat yg belum disyukuri. Hikmah yang ada lebih besar dari musibah yg kita lihat. Jangan jadi orang bodoh yg selalu mencari alasan untuk mengeluh, jadilah orang cerdas yg selalu bersegera mencari sisi hikmah untuk tetap bersyukur, dan mari belajar mensyukuri proses. Bismillah...

...afitwo...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar