Selasa, 27 Desember 2011

Ringkasanku, KH. Hasan Abdullah Sahal

Di masyarakat yg buta, orang bermata satupun bisa jadi presiden. Tapi apakah kita cuma bermata satu di masyarakat buta?!

Orang sombong tahu, dan mempertontonkan yang ia ketahui. Dan lengah akan yang tidak ia ketahui.

Membaca orang lain, bebas. Tapi jangan membacakan orang lain.

Jangan mudah meninggalkan pengajaran hanya untuk mengantarkan saya.

Leluhur: 90% toleransi, 10% isi.

Semurah itukah nilai Islam??!!
Pengajian harus disampaikan dg bintang tamu, perusahaan menawarkan naik haji bersama sampah manusia, yang satu dai, satunya pelawak, ...

Jangan salah! Saya bukan orang suci, tapi saya tidak rela kalau ibadah yang suci dikotori sampah-sampah...

Saya itu jelek, hina, berhak di-pisuh-i. Tapi saya kasihan, daripada misuhi saya, mbok ya...lebih baik diam.

Dunia sudah benjol. Sampai kapan kita bertoleransi, seperti dahulu...

Membuka fenomena.

Kyai pidato lucu pasti tidak teratur.
Kyai pidato teratur pasti dikarang orang lain. Nglantur itu sunnah. (Ha..ha..ha..)
Masjid jaman dulu ga da serambi, ga laku. Untuk shooting: ngesot, nglinting.

Ini semua supaya antum tidak takut membenarkan yang benar.

Gontor sudah mempunyai struktur dan kultur. Tidak bisa dirubah. Mau bikin pondok kurotul qodam jangan di sini. Bikin sendiri! Cari kyai, KH. Lionel Messi.

Kyai dg kyai tidak bisa dibanding-bandingin. Pondok dg pondok, pondok dg bukan pondok, ...

Ahli nahwu, sampai-sampai dalam b. Indonesia pakai nahwu...
"dalam bukunya 'Rosulillah'..." (mudhof ilaih)
Ha..ha..

Gontor sudah konsisten dan konsekwen. Anak tidak betah karena: 1. Diucapkan, 2. Dinasehati.

Ummat Islam dipojokkan??
Dipojokkan: sedikit, lemah, padahal ummat Islam banyak.

Sekarang kita berjihad, bukan beralasan.

Lebih baik pakai jilbab, nutup aurat, tapi takabbur, riya',; atau pakai mini, yu kensi, senyum simpul, ikhlas,...
Ha..ha..

Jangan sampai dicabut keimanan kita dg pelan-pelan tidak terasa.


...afitwo...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar