Sabtu, 31 Desember 2011

Ringkasanku

Dr. KH. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A

Pendidikan itu pengarahan, penugasan, pelatihan, pembiasaan, pengawalan, uswatun hasanah.

Kesuksesan pekerjaan kita adalah hiburan kita.

Awas terpuruk dengan demokrasi. Demokrasi yang terlalu bebas. Bebas mengkritik tanpa niat yang benar.

Pondok, laa syarqiyyata walaa gharbiyyah.

Seribu kali berbicara tentang kepondokmodernan, ngerti ga ngerti minimal taat.

Kuncinya:
1. Jiwa dan filsafat hidup.
2. Sistem.
3. Disiplin.

Citra pondok harus baik di hadapan masyarakat, pemerintah, wali santri, santri, bahkan guru-gurunya sendiri.
Kita bersyukur pondok ini kuat. Kekuatan itu dari 2; Allah dan manusia.

Miliki jiwa dan filsafat hidup yang menjamin kelangsungan hidup tsb.

Berpolitik praktis: suatu saat kuat, suatu saat lemah.

Disiplin tidak akan berhasil jika tidak diterangkan apa, bagaimana, untuk apa, mengapa... Karena itu hanya disiplin jasady, formal, bukan disiplin ruh.

Kaliber diraih dari: wawasan, pengalaman, idealisme, kerja keras.

Al iimaanu yazdaad wa yanqush. Yazdaadul iimaan biqauli laa ilaaha illallaah.
Wa yanqushu bil ma'shiyah. Fayaquulur rasuul, jaddiduu niyyatakum biqauli laa ilaaha illallaah.

Kalau malas, cari pekerjaan yang lebih dari yang kita hadapi.

Kalau terperangkap malas, besok akan lebih malas lagi.

Loyalitas terhadap nilai sistem dan disiplin.

Laa yukallifullahu nafsan illaa wus'ahaa.

Pondok memiliki kekuatan karena dijalani oleh orang yang mengerjakan dengan ikhlas.

Jangan terpancing dengan isu macam-macam! Ilmu kita terbatas. Jangan sampai dimanfaatkan oleh liberal.

Sedikit tugas bikin orang licik, picik.

Berilah kami guru-guru yang baik dan perbaikilah guru-guru kami.
Berilah kami murid-murid yang baik, dan perbaikilah murid-murid kami.



KH. Hasan Abdullah Sahal

Negara kita negara adab, akhlaq, aqidah.

Perbaiki bacaan Quran. Curigai terus kebenaran bacaan Quran.

Kebanyakan orang bersyukur setelah berhasil. Kita bersyukur dari awal.

Filsafat terminal: banyak bus, tapi tidak punya bus.
Saat ini para penjajah 'nduduk' kuburannya sendiri, atau kita yang rindu dijajah.

Apakah kalau tanya hukum terus ditaati???!!! Malah cari jalan biar halal.

Maksiat massal?? → Sendiri saja dosa!

Zaman ini zaman teka-teki.

Agar datang 5 menit sebelum acara dimulai. Jangan dibalik, 5 menit sebelum acara usai!

Juweh: kalau ada kekurangan sedikit langsung dibetulkan.

Pertentangan antara haq dengan bathil, hidayah dengan dholalah akan berjalan sampai hari kiamat.

Pesantren mempunyai bom. Bukan kimia, tapi panca jiwa.

Berpengetahuan luas, berfikiran bebas. Bahaya, belum berpengetahuan luas sudah berfikiran bebas.

-kurang lebih seperti itu-


...afitwo...

Kamis, 29 Desember 2011

Ringkasanku, Dr. KH. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A 29/12/2011

Sebuah optimisme ditimbulkan dari gerakan, gerakan tersebut membentuk kekuatan; kekuatan ekonomi, kekuatan jaringan, sosial, dll.

Yang penting bukan untung-rugi, tapi gerakan. Kalau ingin meningkatkan kekuatan pribadi, bergeraklah!

Pondok ini merupakan tempat latihan luar biasa yang akan kalian rasakan setelah keluar nanti.

Tahajjud: 1 kekuatan, ilmu: 1 kekuatan, mengajar: 1 kekuatan, olahraga, pramuka, dll.

Kita ini harus mempotensikan umat islam dan mengislamkan orang-orang potensi.

Itulah kedahsyatan pondok, karena santri diberi porsi bersaing.

Itu bukan hanya guru, tapi saya, pak Syamsul, pak Hasan juga berlatih. Terlalu sombong kalau tidak mengembangkan diri...

Mahfudzot di sini paten, untuk membentuk yg sesuai dg mahfudzot tsb.

Pelarian dari liga arab. Itu mahfudzot saya dapat dari dia. KH. Imam Zarkasyi.

Kalau sistem dari padang. Itu ust. Mahmud Yunus gurunya bapak saya.

'Siapa yang tidak mau dikatakan Dayak bukan Indonesia.' KH. Imam Zarkasyi.

Indonesia harus kita budayakan.

Kalau bisa, cari daerah subur. Subur ekonomi, subur Islam, dll. Kalau ada kesempatan pasti bisa bersaing. Kesempatan bukan bergantung pada orang lain, tapi diri sendiri.

Kuncinya: kenyataan dan prestasi.

Biar orang ngomong, tapi kenyataannya...

Untuk bisa bekerja keras, harus mempunyai target. Harus mempunyai idealisme dan cita-cita yang agung dan tinggi.

Waman yuriidu hartsad dunyaa, nu'thiihi minhaa

Di tengah jalan akan kelihatan niatnya mau apa.
Paling bahaya di tengah jalan. Sudah makmur, berubah pikirannya itu tidak tahu kalau berbahaya.

Ujian persamaang itu berbahaya. Berganti orientasi, maka berganti pula nasehat, kepondokmodernan, ... Berbeda pola pikir, tingkah laku.

Jangan pelit bondho, bahu, pikir, ...
Pelit; air digenggam tidak jatuh. Bahkan dipinjami dosanyapun tdk boleh.

Selasa, 27 Desember 2011

Dasar Kemauan

Mau sebelum benar=ambisius. Sehingga perbuatannya dibenar-benarkan. Koruptor akan melakukan sesuatu sehingga korupsi itu seolah-olah benar. Dasar kemauan:
1. Benar
2. Baik
3. Berguna
4. Sanggup dan yakin
5. Keterpanggilan.

Jam dinding di rumah kyai berbentuk love memang benar, tapi tidak baik. Jam mahal dari Italy ditaruh di kotak almari memang baik, tapi tidak berguna. Kemudian harus yakin dan ada keterpanggilan. Sholat itu benar, baik, berguna, sanggup dilakukan, tapi banyak yang meninggalkan. Sayang, tidak ada keterpanggilan.

KH Hasan Abdullah Sahal

...afitwo...

Cara Pandang

Tuhan maha berkehendak. Manusia hanya bisa meminta. Manusia berbuat apa yg dianya dapat, Tuhan berbuat apa yg Dianya suka. Tuhan memberi hasil tapi Ia melihat proses. Belum tentu usaha yg luar biasa menghasilkan harapan manusia. Karena Tuhan maha berkehendak. Dan di balik semua itu adalah hikmahnya. Innamaa amruhu idzaa araada syaian an yaquula lahu 'kun' fayakuunu.
 
Tapi jangan khawatir! Tuhan memang maha menguji... Tapi ia maha adil. Sesungguhnya hikmah yang ada jauh lebih besar dari musibah yg kita lihat. Orang bodoh selalu mencari alasan untuk mengeluh, orang cerdas bersegera mencari sisi hikmah untuk tetap bersyukur, dan ia cenderung cuek akan masalah (tidak terbebani) dan cenderung sabar.
 
Masalah sebenarnya bergantung pada cara pandang. Ia besar, bahkan lebih besar dari sebenarnya karena cara pandang. Iapun kecil dan tak berarti karena cara pandang. Dan sebenarnya masalah yg ada adalah sepersejuta 'titik' yang ada di hidup kita, karena ketahuilah... Otak dapat memuat dunia. Itulah anugerah Tuhan yg membedakan manusia dari ciptaanNya yg lain hingga ia dikatakan sebagai 'makhluk yg paling sempurna.'
 
Begitu pula nikmat bergantung pada cara pandang. Dengan cara pandang, nikmat tidak berarti apa-apa, ataupun memberi kebahagian luar biasa hingga tertanam sikap bersyukur di diri manusia. Itulah mengapa dikatakan...
'Yang paling bahagia adalah yg paling pandai mengatur cara pandang.'
'Besarnya arti dan makna bergantung pada yg memaknai, bukan yg dimaknai.'
 
..afitwo..

Ringkasanku, KH. Hasan Abdullah Sahal (02-02-2011)

*Ayyuhan naasu, inna lakum ma'aalima fantahuu ilaa ma'aalimikum.
(Wahai manusia, sesungguhnya bagi kalian "ma'aalim", maka sempurnakanlah "ma'aalim" kalian).
→ma'aalim: rambu-rambu, ciri, tanda, spesifikasi. Perempuan memakai jilbab itu rambu-rambunya (ma'aalimusy syarii'ah)

*Wa inna lakum nihaayatan fantahuu ilaa nihaayatikum.
(Dan bagi kalian suatu tujuan, maka sempurnakanlah tujuan kalian).

*Fainnal 'abda baina makhaafataini; baina 'aajilin qad madha laa yadrii mallahu shaani'un bihi.
(Karena sungguh seorang hamba itu di antara 2hal; antara masa lalu yg telah berlalu yg ia tak tahu apa yang Allah perbuat terhadapnya).
→apakah semua perbuatan kyai itu bisa dijamin... Apakah mengajar itu sudah pasti diterima...

*Wa baina aajilin qad baqiya laa yadrii mallahu qaadhin bihi.
(Dan antara masa akan datang yg akan datang yg ia tak tahu apa yg Allah tetapkan terhadapnya).

*Falya'khudzil 'abdu min nafsihi linafsihi.
(Maka hendaklah seorang hamba mengambil -segala yg ada, manfaat- dari dirinya untuk dirinya).
→mengambil manfaat dari dirinya untuk dirinya secara menyeluruh tanpa mengurangi jatah.

*Wa min dunyaahu li aakhiratihi.
(Dan dari dunianya untuk akhiratnya).
→manfaat dunia bukan untuk dunia saja tapi juga untuk akhirat.

*Wa minasy syabiibati qablal kibari.
(Dan dari masa muda sebelum tua).
→Mungkin orang berfikir, nanti setelah menikah akan banyak waktu untuk berbuat, tidak perlu mencuci, menyeterika, karena adanya istri. Padahal berdasarkan pengalaman, setelah menikah itu justru TERNAK TERI, nganter anak nganter istri. Akan lebih disibukkan oleh keluarga.

*Wa minal hayaati qablal mamaati.
(Dan dari hidupnya sebelum matinya).

*Fawalladzii nafsu muhammadin biyadihi, maa ba'dal mauti min musta'tabin.
(Dan demi yg diri Muhammad di tanganNya-Allah-, tiadalah setelah kematian itu suatu "musta'tab").
→musta'tab: bukan dari "ta'iba" tapi dari "'atiba"; meminta ridho, kasih sayang, yastardhou.

*Wa laa ba'dad dunyaa min daarin illal jannatu wan naaru.
(Dan tiadalah setelah dunia itu suatu persinggahan kecuali surga dan neraka).

Kurang lebih seperti itu.

'ala syarhi KH Hasan Abdullah Sahal

...afitwo...

Ringkasanku, KH. Hasan Abdullah Sahal

-Tidak semua lembaga pendidikan berjalan dg benar... Tidak semua personilnya mau menjalankan dg benar. Jarang orang mau bersungguh-sungguh.
-Rumah kyai lebih sederhana dari asrama muridnya pasti barokah karena adanya harokah (jiwa kyai, pengorbanan kyai, dll). Barokah bukan karena adanya kyai..., atau adanya kyai yg datang ke rumah kita, tapi barokah yg ada adalah barokah "silaturrahmi" oleh kyai. 'Taharrak, fainna fil harakati barakah' (Bergeraklah karena dalam gerakan itu ada barokah).
-Tahadduts bin ni'mah (bercakap ramah), dan riya' hanya hati yang menentukan.
→Guru berkata pada murid, "kamu harus menghargai guru!"
Ada 2 kemungkinan;
⒈ Guru memang menanamkan 'al akhlaq al kariimah', adab bagi murid (tahadduts bin ni'mah).
⒉ Guru berharap (personal) agar dirinya dihormati (riya'). -na'uudzu billaah-
-'atthariiqatu ahammu minal maaddah, wal mudarrisu ahammu minath thariiqah, wa ruuhul mudarris ahammu minal mudarris' (sistem lebih penting/utama dari materi, guru lebih penting dari sistem, dan ruh/jiwa seorang guru lebih penting dari guru tsb).
→Lembaga pendidikan ada yg berkembang lambat -bukannya tidak kunjung sukses- dikarenakan sistemnya meskipun maaddah -materi-nya dg lembaga pendidikan lain yg berkembang pesat sama.

~intermezzo~
BAHASA
Bahasa terkaya adalah Jawa. Perbandingan;
-Arab→ padi, beras dan nasi hanya terdapat 1kalimat sama (ruzzun) dibandingkan dg Jawa ataupun Indonesia yg bisa menjadi 3kata tadi.
-Jakarte: 'Biduan cilik rada gede'.→Jelas kata 'cilik', 'rada', dan 'gede' adalah bhs Jawa.
-Tapi ada yg mengaku bhs Jawa versi Tegal adalah yg paling benar daripada bhs Jawanya wonk Solo-Jogja yg katanya paling halus. Buktinya apa? Kata 'ana apa?', 'padha-padha' dll dlm ejaan Jawa dibaca 'ono opo?', 'podho-podho' (menyebutkan ejaan A menjadi O) sedangkan ejaan Tegal yg pernah mengaku paling benar mengeja persis dg hurufnya, 'ana apa?', 'padha-padha'. Tapi itu bisa disangkal oleh seseorang, ia menyuruh orang yg selalu mengaplikasikan ejaan Jawa 'Tegal'nya untuk membaca 'P-A-K A-L-I'. Iapun mengejanya 'BANG NGALE'...' karena kebiasaannya. Jadi...


...afitwo...

Berjiwa Besar

*Lihatlah apa yg dikatakan, jangan melihat siapa yg mengatakan.
*Ikutilah kebaikan, jangan ikuti orang baik.

Belum tentu orang berdasi di kantor lebih mulia dengan anak yg diutus ibunya membeli sayur. Tanpa memaknai suatu perbuatan semua tidak akan bernilai. Tuhan mereka sama, satu. PenilaianNya teliti dan mutlak.

Berjiwa besar cukup untuk menghilangkan iri, cemburu bahkan kesombongan pada mereka yg lebih. Tanpa universitas 'kampus'pun kita masih memiliki universitas 'alam' yg lebih besar, mewah, lengkap fasilitasnya dan tinggi mutu pendidikannya. Tentunya dengan jiwa. Sayang bila menjadi mahasiswa kampus tapi tidak menimba ilmu di universitas 'alam'; dan lebih disayangkan lagi yg tidak memiliki keduanya.

Belum tentu direktur berdasi lebih mulia dibanding penyapu jalanan depan kantornya yg bisa istiqamah tulusnya. Dan belum tentu seorang manager perusahaan lebih mulia dari panitia ujian yg pekerjaannya hanya menempelkan angket pada lembar jawaban. Sekali lagi tentunya dengan menjiwai.

Sayang... Sekarang banyak yg tidak menanamkan jiwa dan filsafat pada dirinya sehingga banyak orang kecil putus asa akan hidupnya. Merasa hidup telah menghancurkannya, padahal justru ia yg telah menghancurkan hidupnya. Idealnya, adanya satu detik itu menafikan alasan bahwa ini sudah terlambat.

Kerusakaan hidup bermula dari kerusakan jiwa, tiada penanaman jiwa dan filsafat, sehingga manusia -bukannya tak menyadari, tapi- tak mau menyadari bahwa fitrah manusia adalah baik. Dengan dorongan kuat 'gengsi' yg begitu membutakan akan itu.

Apa yg ada adalah yg terbaik yg belum tentu orang lain memilikinya. Di mana ditempatkan, disitulah lahan perjuangan. Tanpa menjiwai dan memaknai, semua tiada bernilai dan tidak berarti.

Jiwa bagai air. Berjiwa sekecil gelas akan mudah dipengaruhi asinnya garam. Sebaliknya berjiwa sebesar danau, pengaruh garam tidak berarti apa-apa.
Berjiwa besarlah, dan tanamkan selalu jiwa dan filsafat yg akan menjamin kehidupan tersebut!

...afitwo...

Mensyukuri Proses

Ada yg mengatakan, "segala sesuatu, yg indah adalah prosesnya". Ada pula yg mengungkapkan, "kejadian pahit hari ini adalah kenangan manis esok". Sungguh luar biasa yang dinamakan 'proses' ini. Betapa tidak, yg pahit saat ini saja esok menjadi manis... Apalagi yg manis saat ini (di proses)??

Terkadang kita dungu untuk mensyukuri proses yg ada. Proses yg begitu menyakitkan kita keluhkan. Proses yg penuh masalah, kita tidak menyadari bahwa besarnya masalah tergantung pada penyikapan kita, bukan pada bentuknya. Kita terdesak untuk berhenti. "In shobartum 'alal asyaqqi qaliilan istamta'tum bil arfahil aladzdzi thawiilan" (jika kamu bersabar sedikit akan kesusahan, kamu menikmati nikmatnya kenikmatan dalam waktu lama). ―kira-kira seperti itu bila di-Indonesia-kan―

Sebenarnya untuk beruntung, kita cukup rugi sedikit saja. Kita terlalu terburu-buru untuk berhenti. Dan ebih -benarnya- lagi, kita tidak akan pernah rugi.

Setelah proses ada hasil. Dari awal Tuhan tahu, tapi Ia menunggu. Kecewa akan hasil hanyalah untuk evaluasi, bukan untuk berhenti. Tuhan tetap akan melihat proses meskipun Ia memberi hasil. Kadang ada halangan, maka seharusnya kita lebih sadar. Saat kita sakit mata selama 3hari, maka apakah kesehatan mata, kemampuan kita menikmati keindahan dg mata yg selama 20 th (umur kita) sepenuhnya telah kita syukuri?

Bersyukur akan hasil adalah kewajiban. Yg sering kita lupakan adalah mensyukuri proses. Ibarat pemain bola yg mensyukuri bola masuk ke gawang saja... Tanpa mensyukuri adanya wasit yg bijak, umpan yang dapat sampai, pemain musuh yg terkecoh, adanya kekuatan untuk menendang, tidak adanya kecelakaan saat berangkat ke lapangan, dll. "Wa in ta'udduu ni'matallaahi laa tuhshuuhaa." An Nahl:18, Ibrahim:34. (Apabila kamu sekalian menghitung ni'mat Allah, niscaya kalian tidak tidak dapat menghinggakannya (sampai jumlahnya). Subhaanallaah...

Padahal bisa saja wasit yg tidak bijak mencari alasan untuk menjadikan itu bukan goal, bisa juga musuh tidak terkecoh. Dan kalau seperti itu, maka apakah akan terjadi suatu goal? Atau mungkin terjadi kecelakaan di perjalanan pemain ketika berangkat. Bila terjadi, apa masih bisa bermain bola? Kalau tidak bisa, apakah akan ada goal? Bukankah Tuhan itu Maha Berkehendak, bisa berkehendak apapun? 'Innamaa amruhu idzaa araada syaian an yaquula lahu kun fayakuunu' (sesungguhnya perintahNya jika Ia menghendaki sesuatu hanya berkata padanya, "Jadilah!" maka terjadilah ia -Yaa'siin:82-). Tapi betapa Rahmaan dan Rahiim nya Tuhan yang Maha Satu ini. Pemurah: melipatgandakan pahala, memberi yg tak diminta, menundukkan alam semesta untuk kepentingan manusia, dll tak terhingga. Allah tak hanya memberikan mata, tapi juga memberi cahaya, kelopak, bulu mata, dll. Apa guna mata tanpa itu semua.

Jadi, proses itu indah. Idealnya, satu musibah mengingatkan kita akan sejuta nikmat yg belum disyukuri. Hikmah yang ada lebih besar dari musibah yg kita lihat. Jangan jadi orang bodoh yg selalu mencari alasan untuk mengeluh, jadilah orang cerdas yg selalu bersegera mencari sisi hikmah untuk tetap bersyukur, dan mari belajar mensyukuri proses. Bismillah...

...afitwo...

Nafas Perjuangan 15 April 2011

Kata 'keberhasilan' ada karena adanya proses. Bukan hasil.
Tanpa hasilpun kita bisa merasakan indahnya proses. Maka perlu dipertanyakan bagi mereka yang menyesali perbuatannya, kecuali -perbuatan bodoh dan- orang bodoh.

Semangat, perjuangan, ikhlas, serta ketulusan dan istiqamah adalah si penuntun kesyukuran. RidhoNya adalah tujuan. Bukan takut akan neraka dan mendambakan surga, ataupun bukan sarana untuk semua itu.
Itu semua hanya karena Tuhan kita yg Maha Adil dan Pengasih luar biasa. Melipatgandakan pahala, memberi yang tak diminta, dan menundukkan alam semesta untuk kepentingan manusia, dan lain-lain tak terhingga.

Semua belum berakhir, karena hidup adalah proses.

...afitwo...

Membuka Fenomena 1

Kesadaran tak selamanya penuh. Bilapun penuh, tak selamanya teguh. Bilapun teguh, tak selamanya dilakukan. Maka yg paling banyak mewarnai adalah kebiasaan. Awalnya, kita yang membentuk kebiasaan, akhirnya, kebiasaanlah yg membentuk kita. Teramat susah untuk melakukan sesuatu yang tidak biasa. Namun akan lebih susah lagi untuk meninggalkan sesuatu yang sudah biasa.

Sebaik-baik pekerjaan adalah sedikit dan istiqamahnya. 2x20 lebih baik dari pada 20x2. Mental yang kuat adalah tetap semangat di puncak kejenuhan.

Bukan menentukan kartu yang kita pegang adalah baik, namun bagaimana kita memainkan kartu dengan baik.

Manusia hidup bukan untuk hidup, tapi untuk maha hidup. Manusia hidup bukan untuk mati, tapi mati untuk hidup.

Ikutilah kebaikan, jangan ikuti orang baik. Lihatlah apa yg dikatakan, jangan melihat siapa yg mengatakan.

Tuhannya anak tk dan mahasiswa adalah sama. Rapot manusia ada yg diberikan di dunia dan ada yg diberikan di akhirat. PenilaianNya mutlak. Tidak seperti manusia yg menilai secara relatif. Jangan terkecoh.

Keunikan Islam sebenarnya dikagumi kaum 'lan tardho'. Usahakan dan upayakan untuk tidak menambah lagi kaum munafik dan perilaku kemunafikan di hidup yg hanya pendek ini.

Perankan dan fungsikan diri semaksimal mungkin untuk kepentingan diri, keluarga, agama, bangsa, dan...

Filsafat peer, semakin ditekan, semakin kuat pantulan yg diciptakan.

Filsafat rumput, tetap tumbuh meski terus dipotong dan dibenci perkembangannya.

Pendidikan adalah dari totalitas kehidupan. Kehidupanlah yg mendidik.

Nyaris, segala penilaian terhadap segala sesuatu bersifat subjektif, bukan objektif. Tergantung penyikapan.

Yang paling bahagia adalah yang paling pandai mengatur cara pandang.

Bismillah...

...afitwo...

Ringkasanku, KH. Hasan Abdullah Sahal

Di masyarakat yg buta, orang bermata satupun bisa jadi presiden. Tapi apakah kita cuma bermata satu di masyarakat buta?!

Orang sombong tahu, dan mempertontonkan yang ia ketahui. Dan lengah akan yang tidak ia ketahui.

Membaca orang lain, bebas. Tapi jangan membacakan orang lain.

Jangan mudah meninggalkan pengajaran hanya untuk mengantarkan saya.

Leluhur: 90% toleransi, 10% isi.

Semurah itukah nilai Islam??!!
Pengajian harus disampaikan dg bintang tamu, perusahaan menawarkan naik haji bersama sampah manusia, yang satu dai, satunya pelawak, ...

Jangan salah! Saya bukan orang suci, tapi saya tidak rela kalau ibadah yang suci dikotori sampah-sampah...

Saya itu jelek, hina, berhak di-pisuh-i. Tapi saya kasihan, daripada misuhi saya, mbok ya...lebih baik diam.

Dunia sudah benjol. Sampai kapan kita bertoleransi, seperti dahulu...

Membuka fenomena.

Kyai pidato lucu pasti tidak teratur.
Kyai pidato teratur pasti dikarang orang lain. Nglantur itu sunnah. (Ha..ha..ha..)
Masjid jaman dulu ga da serambi, ga laku. Untuk shooting: ngesot, nglinting.

Ini semua supaya antum tidak takut membenarkan yang benar.

Gontor sudah mempunyai struktur dan kultur. Tidak bisa dirubah. Mau bikin pondok kurotul qodam jangan di sini. Bikin sendiri! Cari kyai, KH. Lionel Messi.

Kyai dg kyai tidak bisa dibanding-bandingin. Pondok dg pondok, pondok dg bukan pondok, ...

Ahli nahwu, sampai-sampai dalam b. Indonesia pakai nahwu...
"dalam bukunya 'Rosulillah'..." (mudhof ilaih)
Ha..ha..

Gontor sudah konsisten dan konsekwen. Anak tidak betah karena: 1. Diucapkan, 2. Dinasehati.

Ummat Islam dipojokkan??
Dipojokkan: sedikit, lemah, padahal ummat Islam banyak.

Sekarang kita berjihad, bukan beralasan.

Lebih baik pakai jilbab, nutup aurat, tapi takabbur, riya',; atau pakai mini, yu kensi, senyum simpul, ikhlas,...
Ha..ha..

Jangan sampai dicabut keimanan kita dg pelan-pelan tidak terasa.


...afitwo...

Berbuat dan Tidak Perlu Menyesali Perbuatan

Berbuat untuk apapun/siapapun=berbuat untuk diri sendiri.
Berbuatlah dan tidak perlu menyesali perbuatan. Tidak terasa sia-sia bila kita melihat dari sisi hikmah (dan memang tidak sia-sia)

'In ahsantum ahsantum lianfusikum wain asa'tum falahaa' -jika kamu berbuat baik maka kamu berbuat baik untuk dirimu, dan jika kamu berbuat buruk maka bagi dirimu pula-(bany-israail:7).

'Maa kaana aktsara fi'lan aktsara fadhlan' -yang banyak berbuat banyak keutamaan- (ushulul fiqh).

'Ajruki 'alaa qadri nashabiki' -pahalamu setingkat perbuatanmu- (HR Muslim).

'Biqadril kaddi tuktasabul ma'aaly' -sebesar usahamulah engkau menuai kemuliaan- (pepatah).

'Wa an laisa lil insaani illaa maa sa'aa. Wa anna sa'yahu saufa yuraa' -dan bahwasanya manusia tiada memperoleh kecuali apa yang ia usahakan. Dan bahwasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (an najmu: 39-40).

Sebesar keinsyafanmu sebesar itu pula keuntunganmu (KH Imam Zarkasyi).

Kita rendahkan otak kita(manusia) yg belum tentu kebenarannya atau ngotot terhadap kepastian Tuhan hanya untuk beralasan? Kita buka hati kita...

Bismillah...

...afitwo...

Tidak Sama

*Innal ladziina kafaruu sawaaun 'alaihim a andzartahum am lam tundzirhum laa yu'minuun. (al baqarah:6)Sesungguhnya orang-orang kafir itu sama saja, kamu beri peringatan ataupun tidak, mereka tidak akan beriman.  
 
*Qul, "yaa ayuhal  kaafiruun. laa a'budu maa ta'buduun. walaa antum 'aabiduuna maa a'bud. wa laa ana 'aabidun maa 'abadtum. wa laa antum 'aabiduuna maa a'bud. lakum diinukum wa liya diini." (al kafiruun:1-6)
Katakanlah, "wahai orang-orang kafir, aku tak menyembah apa yang kalian sembah. kalian bukan penyembah apa yang aku sembah. dan aku bukanlah penyembah apa yang kalian sembah, dan kalian bukanlah penyembah apa yang aku sembah. bagimu agamamu dan bagiku agamaku.
 
Syakhshiyyaatusy Syakhshi: 1. Yadrii, wa yadrii annahu yadrii, 2. Yadrii, wa laa yadrii annahu yadrii, 3. Laa yadrii, wa yadrii annahu laa yadrii, 4. Laa yadrii, wa laa yadrii annahu laa yadrii.
 
Kriteria manusia: 1.Tahu, dan ia tahu bahwa ia tahu, 2. Tahu, dan ia tidak tahu bahwa ia tahu, 3. Tidak tahu, dan ia tahu bahwa ia tidak tahu, 4. Tidak tahu, dan ia tidak tahu bahwa ia tidak tahu (bodho longa longo koyo kebo).
 
Innaddiina 'indallaahil islaam. (al Quran)
Sungguh, agama di sisi Allah adalah Islam. (yang jelas namanya dari al Kitaab, bukan agama karya manusia)
 
Hal yastawil ladziina ya'lamuuna wal ladziina laa ya'lamuuna??? (al Quran)
 
Jelas beda!!!! MUSLIM, KAFIR, LIBERAL, MURTAD........
 
 
Ihdinash shiraathal mustaqiima. Shiraathal ladziina an'amta 'alaihim ghairil maghdhuubi 'alaihim wa ladh dhaalliina. aamiin...
 
..afitwo..